Demak, mandemak.sch.id – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Demak sukses menyelenggarakan Workshop Penguatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dengan tema besar “Membangun Kurikulum Berbasis Cinta: Pendidikan yang Menghidupkan Nilai Karakter, Empati, dan Kemanusiaan”. Acara ini berlangsung selama dua hari, mulai tanggal 20 hingga 21 November 2025, dari pukul 07.30 hingga 15.00 WIB.
Workshop yang bertempat di MAN Demak ini bertujuan memperkuat fondasi pendidikan yang tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga penanaman nilai karakter, empati, dan kemanusiaan yang mendalam.
Rangkaian diawali dengan panduan MC oleh Ika Ani Sulistyowati, S.Pd., M.Si., dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Himmatul Aliyah, S.Pd., dan pembacaan doa yang menyejukkan hati oleh Khoiri, S.Ag., M.Pd.
H. Nur Kamsan, S.Ag., M.Pd., Kepala MAN Demak, dalam sambutannya menyampaikan selamat datang sekaligus melaporkan dasar pelaksanaan, tujuan, dan manfaat workshop.
Beliau merinci total peserta mencapai 128 orang, terdiri dari 23 Kepala Madrasah, 23 Wakamad Bidang Kurikulum KKM 02, dan seluruh Guru MAN Demak berjumlah 82 orang.
Konsep Cinta dan Anti-Bullying
Puncak pembukaan ditandai dengan sambutan dari Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Demak, Dr. H. Taufiqurrahman, S.Ag., M.Si.
Dalam amanatnya, beliau menekankan pentingnya konsep cinta yang diadaptasi dari Imam Asy-Syatibi melalui lima prinsip dasar (Mabadi Al-Khomsah), yang secara esensial disebut sebagai “cinta”:
– Hifdunnnafs: Menjaga jiwa, tidak mudah mencelakai orang lain.
– Hifdunnaql: Menjaga akal.
– Hifdunnasr: Menjaga keturunan.
– Hifdulmal: Menjaga harta/aset sesama manusia.
“Kelima konsep tersebut adalah manifestasi dari cinta,” tegas Dr. Taufiqurrahman.
Mengutip pepatah, Man ahabba saian fahua aktsaru min Dzikri (barang siapa mencintai sesuatu, maka akan banyak menyebutnya), beliau mengajak para pendidik untuk menerapkan Nadrotul Hub (melihat orang dalam pandangan cinta) sehingga tidak mudah melakukan perundungan (bullying).
Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) didesain untuk melihat orang lain dengan penuh cinta, yang memiliki ciri-ciri utama: Komitmen Kebangsaan, Toleransi, Anti Kekerasan, dan Menghargai Tradisi.
Mengenai Deep Learning, beliau menyampaikan bahwa pembelajaran mendalam mengedepankan fokus tema kajian, olah pikir/logis, olah hati/Ruhani dan Rabbani, olah rasa/perasaan, dan olah raga.
Dr. Taufiqurrahman menutup sambutannya dengan berpesan agar peserta menguasai materi secara teoritis, praktis, dan pragmatis, serta menguasai ilmu pendidikan dan filsafat pendidikan. “Mari kita buka dengan bacaan Basmalah,” ujarnya, secara resmi membuka Workshop tersebut.
Materi Inti Workshop, Workshop dilanjutkan dengan sesi materi yang disampaikan oleh narasumber ahli di bidangnya:
– H. Juair, S.Ag., M.M., M.Si., Kasi Kurikulum dan Kesiswaan Kanwil Kemenag Jawa Tengah, membawakan materi utama mengenai Implementasi Pembelajaran Mendalam dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di Madrasah.
– Dr. Ameliasari Tauresia Kesuma, S.E., M.Pd., Guru berprestasi dari MAN Salatiga, memaparkan sesi praktis yang meliputi: Merancang Evaluasi Pembelajaran KBC, Merancang Bahan/Modul Ajar KBC, dan Merefleksi Kegiatan Workshop KBC.
Para peserta diharapkan untuk dapat mengintegrasikan nilai-nilai KBC dalam setiap aspek pembelajaran di madrasah, menciptakan lingkungan belajar yang penuh kasih, toleransi, dan menjunjung tinggi kemanusiaan. (Adkar Nawawi, Humas MAN Demak)

